Android: OS Gadget Layar Sentuh

Android Open Source Project (AOSP) adalah sebuah produk sistem operasi yang dirancang untuk perangkat layar sentuh, seperti smartphone dan tablet. Sebagian besar dikembangkan oleh Google sekarang ini untuk OS berbagai produk smartphone. Tapi ada juga merek produsen smartphone yang menggunakan android diluar developer Google, seperti Huawei Xiaomi (China), Nothing, yang berasal dari AOSP yang dibuat secara mandiri dan terbebas dari Google. Hal yang sama juga terjadi pada TV, head unit mobil, smartwatch, dsb. Sebelumnya pada perangkat mobile ada iOS (apple), Symbian dan Java (ponsel lawas). Memiliki fungsi yang sama dengan OS lainnya yaitu agar user dapat mengoperasikan device mereka, dalam bahasan ini adalah smartphone. 

Bisa disebut perangkat minim input karena memang dirancang agar memudahkan user, bahkan untuk orang yang pertama kalinya menggunakan device tersebut. Tidak seperti laptop yang membutuhkan keyboard dan touchpad, dimana user harus belajar mengoperasikannya, agar lancar dalam mengoperasikan komputer tersebut. Terkahir Android lebih dikenal sebagai produk ponsel dari pada OS itu sendiri, karena awalnya android muncul "dipasarkan" sebagai smartphone.

Sedangkan produk smartphone ini, saat ini, menurut saya sudah masuk dalam katergori PC (personal computer). Sebab kemampuannya melakukan hal yang sama pada komputer, seperti olah dokumen, gaming, video/musik player dan editing, sampai bisa terhubung ke berbagai perangkat multimedia. Hanya menggunakan sentuhan sebagai input untuk menjalankan aplikasi. Kebanyakan menggunakan jari jempol untuk mengoperasikannya. Kemudian disediakan tombol volume dan on/off.

Hal yang sama terjadi pada TV yang menggunakan remot sebagai kontroler atau perintah suara. Kemudian head unit mobil. Lalu smartwarch yang berfungsi sebagai monitoring, tablet, proyektor mini, smart home, dsb. Sehingga bisa memiliki sifat universal, yang dapat terkoneksi pada banyak perangkat, seperti yang sudah disebutkan. Menjadikannya sebuah perangkat ultimate untuk kehidupan digital. Bayangkan saja sebuah rumah lengkap dengan perabotan digital, bersama mobil yang dapat dikendalikan melalui smartphone ini.

Smartphone terdahulunya adalah iOS yang menjadi saingan dari kedua kubu. IOS meskipun sama-sama sistem operasi sebuah smartphone tapi dia memiliki lingkungannya sendiri, atau tidak mau berbaur dengan perangkat diluar lingkungannya.

Kemudian OS Symbian dan Blackbery, smartphone jauh sebelum iPhone sudah ada. Namun kata “smartphone” belum begitu populer, meskipun sudah “smart” karena kemampuannya yang begitu banyak melebihi ponsel ber-OS java kala itu. Kata “smart” disini mampu mengejakan banyak tugas dan automasi, seperti membuat jadwal dan alarm notifikasi, olah dokumen, berbagi dokumen dengan cepat, terkoneksi internet, bisa kirim email atau pesan tanpa pulsa, bisa instal aplikasi, keyboard qwerty, dapat menggunakan stylus (pena) sebagai touch screen atau tulisan tangan digital. Kemudian yang menjadi ultimate mereka adalah dapat disandingkan dengan laptop yang dikenal dengan Personal Digital Assistant (PDA). Sehebat device ini, memiliki kelemahan yaitu rentan terkena virus.

Ponsel Java adalah ponsel sederhana yang hampir smartphone. Sebab mereka memiliki kemampuan multimedia, setelah nenek moyang mereka yang hanya bisa sms dan telpon. Bagaimana tidak? produk ini walau layarnya kecil tapi berwarna, bisa menggunakan kamera untuk mengambil gambar atau merekam. Dapat melakukan video call saat itu jaringan awal 3G. Bisa menyimpan banyak file digital, karena dukungan memori berkapasitas besar. Sehingga mampu menampung file foto, video, musik, text. Sayangnya kemampuannya terbatas karena tergantung produsennya yang merilis ponsel bertema, apakah untuk fotografi, musik, mobile, fashion (model nyentrik), gaming, ekonomis, dsb. Kemudian lini ponsel ini ditebas oleh OS selanjutnya. Meskipun demikian ponsel ini yang lebih tahan lama hanya keypad yang mudah rusak.