Subscribe Us

Troubleshoot: USB Drive Bootable Gagal Booting

Melanjutkan pembahasan mengenai USB drive bootable, baik dari rufus atau ventoy. Sebenarnya kegagalan booting USB Drive bootable ini cukup mudah untuk dikenali. Karena hanya perlu kecocokan dan dukungan dari sistem motherboard yang digunakan ole komputer. Kemudian file .iso dari sistem operasi tersebut.

1. Dimulai dari yang mudah dulu yaitu file .iso sistem operasi. Sekarang perhatikan file .iso sistem operasi yang akan dipasang. Apakah 32bit atau 64bit?


Tidak hanya soal 32/64bit, keutuhan file OS juga harus diperhatikan. Biasanya uploader file .ISO memberikan kode HASH, untuk dicocokan setelah selesai download. Jika kode tidak sama berarti ada perubahan datanya dalam file tersebut, yang bisa membuat error saat booting atau setelah instal terjadi anomali pada OS. Hal ini terjadi karena file yang rusak (corrupt), entah karena koneksi internet, atau drive yang rusak dari pihak downloader, atau dari pihak server yang file-nya sudah diubah (hack) oleh orang yang tidak bertanggungjawab.


2. Kedua dari sisi setelan sistem motherboard komputer sebagai berikut:

A. BIOS (legacy), biasanya untuk sistem komputer lawas, mendukung OS 32/64bit.

!Perlu diketahui bahwa komputer yang kelewat “kuno” tidak mendukung boot USB. Meskipun melihat ada opsi boot USB tapi tidak bisa mengenali file boot pada file .iso sistem operasi.

B. UEFI, umumnya untuk sistem komputer terbaru, dan hanya mendukung 64bit.

Jika terjadi salah pilih, seperti membuat untuk CSM tapi booting di sistem UEFI. Meskipun tampil di daftar pilihan booting, tapi saat dilanjutkan tidak ada respon (blank), atau keluar error gagal booting, atau komputer akan restart sendiri. Begitu juga saat selesai instal dengan mode CSM tapi diganti ke UEFI juga akan error.

C. Pada sistem motherboard, ada yang memiliki opsi “auto” yaitu mampu mendeteksi USB boot BIOS/UEFI secara otomatis. Sehingga tidak perlu lagi direpotkan dengan hal yang sudah dijelaskan diatas. Tapi itu tidak untuk semua motherboard! Ada yang harus disetel sendiri dengan penyesuaian tersebut.


3. Selain itu ada “Boot Secure” sebuah fitur yang tugasnya mengunci agar komputer tidak bisa diinstal ulang. 

Jika familiar dengan android maka ada kesamaan dengan yang namanya “unlock bootloader”, nah... ini versi PC-nya. Jangan khawatir itu bisa dinon-aktifkan, tapi ada yang mudah, ada yang susah.


Boot secure dapat dimatikan dengan dengan cara mengganti opsinya menjadi “disable” semudah itu.

Tapi tidak bagi beberapa vendor atau pabrikan yang memberikan pengaman ekstra.

A. Fastboot. Fitur ini harus dimatikan juga, efeknya waktu yang dibutuhkan untuk booting menjadi lebih lama sedikit, sekitar 5-10 detik. Tidaklah terlalu merugikan.

B. CSM (Legacy). Mematikan fitur UEFI, jadi hanya bisa menggunakan sistem BIOS. Akan merugikan jika menggunakan storage atau memori yang kapasitasnya ratusan atau ribuan Terabyte

C. Password. Akan dipaksa untuk memasang password UEFI. Karena konsep awalnya “boot secure” ini adalah untuk mengamankan sistem itu sendiri, agar setelan tidak diubah oleh orang awan atau yang tidak bertanggungjawab. Akan merugikan jika password yang sudah dipasang lupa, pastikan tulis password dan simpan ditempat yang aman, sehingga memudahkan instal ulang dikemudian hari.

Dari tiga opsi di atas, ada yang cukup satu dan ada yang kombinasi dari ketiganya.

Posting Komentar

0 Komentar