Budget mepet tapi maksa gaming? Jika berniat merakit PC dengan dana terbatas dan tujuannya gaming, satu hal yang perlu diingat, tidak memainkan game terbaru atau jenis AAA. Jika murni gaming, membeli konsol adalah keputusan yang bijak. Konsol hanyalah sebuah mesin yang sama dengan PC. Didesain mengikuti game yang akan diberikannya, tanpa khawatir soal lag, kompabilitas, software, update, semua layanan sudah tersedia.
Merakit Sistem PC
Satu yang paling disepelekan adalah PSU (Power Supply Unit). Dia yang bertanggungjawab dengan kinerja hardware sistem. Jika sistem kekurangan daya, performanya tidak akan maksimal. Sering terjadi error kecil, atau penurunan FPS hanya karena turunnya listrik dari PSU. User laptop menderita hal yang sama jika tidak colok ke listrik. Karena mekanisme laptop demikian, guna hemat daya dan memperpanjang pemakaian menggunakan batre.
Salah Paham Spek PC
Melihat spek “game butuh” RAM 8GB, pasti kuat dong sistem sudah terpasang RAM 8GB. Cermati kata dalam tanda kutip. Sekarang hitung, OS butuh 2GB termasuk software dan driver. Jika menggunakan iGPU maka butuh 2GB. Ditotal menjadi 4GB sisa 4GB. Sedangkan “game butuh 8GB”, sisanya kemana? Masa iya RAM ngutang dulu? Kekurangan memori akan menjadi masalah serius seperti muncul error, game tidak jalan, sampai bluescreen.
Satu lagi kekonyolani, CPU Intel i7 asal sebut bisa gaming. Ternyata i7 generasi pertama itu sudah ketinggalan. Perkembangan hardware ini sangat cepat hanya butuh 5 tahun, hardware lawas sudah ketinggalan jaman. Karena produk baru bisa 10x lipat kekuatannya. Perhatikan lagi spesifikasi pada game, bukan asal penamaan CPU dengan nomor paling besar, bisa gaming.
Tren dunia gaming juga dapat menggeser spek minimal dari sebuah game. Pada kasus game Crysis, sempat ada perdebatan di sebuah forum. Bahwa vRAM 4GB itu cukup, namun setelah game ini meminta minimal vRAM 8GB. Dari situ semua developer game mulai beralih ke vRAM 8GB. Dengan alasan meningkatnya kualitas grafis dan resolusi tinggi. Amati siklus ini agar tidak menyesal.
Menggunakan SSD dapat mempersingkat waktu loading bukan menambah FPS. Sangat disarankan karena rata-rata game sekarang berukuran lebih dari 50GB. Paling tidak menggunakan jenis SATA, dan dapat mengurangi beban daya PSU.
Rata Kiri
Siapa bilang asal rata kiri lancar? Hanya dua pilihan untuk gamer spek rendah yaitu tekstur dan resolusi. Selain itu matikan semua opsi visual dan efek. Ini berhubungan dengan pemakaian RAM dan vRAM, semakin tinggi kualitas grafis semakin banyak pemakaiannya.
Tekstur, pada game modern kualitas tekstur paling renah udah HD. Walaupun rata kiri masih terlihat bagus dengan mengandalkan resolusi native dari monitor. Sehingga gambar yang dihasilkan jelas. Berbeda dengan game lawas, tekstur rendah terlihat buram, dan pixelate paling tidak harus menggunakan medium, diimbangi dengan resolusi rendah agar tidak memberatkan sistem.
Ada efek yang memang tidak bisa dimatikan karena syarat dari game itu sendiri atau dipaksakan. seperti AA (anti-aliasing) guannya untuk mengurangi jaggies atau sudut tidak rata pada sebuah objek. efek ini mengurangi FPS drastis Lighting dan Shadow. Pencahayaan volumetrik atau RTX terhadap objek membuat visibilas menjadi jelas dan Shadow juga berperan mempertegas cahaya itu sendiri. Namun mudah sekali membunuh FPS dengan instant, memang terlihat hidup tapi ini low spec.
Overclock Solusi Sementara
Jika berpikir overclock dapat meningkatkan performa gaming, itu salah. Lihat kembali poin pertam, akan percuma jika PSU tidak kuat, karena OC menyedot daya lebih. Melakukan OC ini tidak semudah klik tombol OC lalu naik 100FPS. Ada tekniknya, riset, dan uji coba, sampai menemukan setelan yang stabil. Dan itu buang-buang waktu aja, karena spek rendah hasilnya tidak seperti yang dibayangkan, paling banyak naik 10FPS. Itu juga ada pengorbanannya. Tidak cocok untuk pengguna awam, salah-salah bisa wasalam.
Begitulah derita gamer dengan spek pas-pasan, yang harus merelakan visual game, dan rela repot setting sana-sini mengejar paling tidak 30FPS. Solusinya adalah memainkan game yang memiliki spek dibawah sistem yang dimiliki, bisa jadi game indie yang ramah spesifikasinya, itu pun kalau developer mau optimalisasi. Atau memainkan game diluar tren gaming itu sendiri.
Cara Berkomentar
1. Gunakan bahasa yang sopan dan mudah dimengerti
2. Komentar tidak berisi link
3. Jika merasa komentar ditolak, baca ini: Bantuan dan Dukungan